Soal Serapan Anggaran, Ada yang Dipuji dan Ada yang Diingatkan

Jakarta | Badilag.net

Sebelum akhir tahun, seluruh satuan kerja di lingkungan peradilan agama diharapkan dapat merealisasikan anggaran tahun 2014 secara maksimal.

“Serapan anggaran tolong diperhatikan,” pinta Plt Dirjen Badilag Dr. H. Purwosusilo, S.H., M.H., dalam rapat koordinasi dengan para Ketua PTA/MS Aceh di Jakarta, Selasa (25/11/2014).

Dalam rapat yang berlangsung dua hari itu, secara khusus, Purwosusilo menyoroti serapan anggaran satker-satker daerah untuk program peningkatan manajemen peradilan agama atau biasa disebut dengan DIPA 04.

Tahun ini, DIPA 04 sebesar Rp22,1 miliar. Anggaran tersebut untuk penyelesaian administrasi perkara, bimbingan teknis, pembebasan biaya perkara, sidang di luar gedung pengadilan, dan pos layanan hukum.

Hingga 18 November 2014, dari pagu Rp22,1 miliar, yang terserap Rp17,6 miliar atau 79,76 persen. Capaian output-nya 62,84 persen.

Daftar satker yang serapan anggarannya tertinggi

Purwosusilo memberi apresiasi kepada satker-satker yang berhasil menyerap anggaran dan melaksanakan program dengan baik. Sebaliknya, Plt Dirjen Badilag sekaligus hakim agung Kamar Agama MA itu memberi peringatan kepada satker-satker yang serapan anggarannya masih rendah.

“Ini harus menjadi perhatian kita bersama, karena pimpinan MA terus memantau dan nanti juga ditampilkan di laporan tahunan MA,” tandas Purwosusilo.

Daftar wilayah yang serapan anggarannya tertinggi

Dalam hal serapan anggaran, satker-satker di lingkungan peradilan agama pernah meraih prestasi yang membanggakan pada tahun 2012.

Saat itu, lingkungan peradilan agama mendapat penghargaan dari pimpinan MA untuk tiga kategori. Pertama, Badilag sebagai unit kerja eselon I dengan serapan anggaran tertinggi. Kedua, PTA Maluku Utara sebagai pengadilan tingkat banding dengan serapan anggaran tertinggi. Dan ketiga, gabungan antara unit kerja eselon I dan pengadilan tingkat banding dengan serapan anggaran tertinggi.